lombokprime.com – Mungkin Anda pernah mendengar istilah narsistik, seringkali dikaitkan dengan orang dewasa yang memiliki rasa superioritas berlebihan dan kurang empati. Namun, tahukah Anda bahwa tanda awal anak memiliki sifat narsistik bisa saja muncul sejak usia dini? Mengenali ciri-ciri ini penting agar kita bisa memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat untuk perkembangan anak.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua anak yang menunjukkan beberapa perilaku di bawah ini berarti pasti memiliki gangguan kepribadian narsistik (NPD). NPD umumnya didiagnosis pada usia dewasa. Namun, mengidentifikasi tanda-tanda awal ini dapat membantu orang tua dan pengasuh untuk memahami dan merespons kebutuhan anak dengan lebih baik, serta mencegah potensi masalah di kemudian hari. Artikel ini akan membahas 10 tanda awal yang mungkin mengindikasikan adanya kecenderungan narsistik pada anak, serta beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Memahami Lebih Dalam tentang Sifat Narsistik pada Anak
Sebelum membahas tanda-tandanya, mari kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan sifat narsistik pada anak. Secara sederhana, ini merujuk pada pola perilaku di mana anak menunjukkan rasa diri yang sangat penting (grandiositas), kebutuhan berlebihan untuk dikagumi, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Perilaku ini bisa termanifestasi dalam berbagai cara, mulai dari tuntutan perhatian yang konstan hingga kesulitan menerima kekalahan.
Penting untuk membedakan antara perilaku narsistik dengan perilaku anak-anak pada umumnya. Misalnya, anak kecil seringkali egosentris dan fokus pada kebutuhan mereka sendiri. Ini adalah bagian normal dari perkembangan. Namun, jika perilaku-perilaku ini terus berlanjut dan menjadi pola yang dominan seiring bertambahnya usia, maka perlu adanya perhatian lebih.
10 Tanda Awal Anak Anda Mungkin Memiliki Sifat Narsistik
Berikut adalah 10 tanda awal yang perlu Anda perhatikan:
1. Kebutuhan Perhatian yang Berlebihan
Salah satu tanda yang paling mencolok adalah kebutuhan anak untuk menjadi pusat perhatian setiap saat. Mereka mungkin terus-menerus mencari pujian, pengakuan, dan validasi dari orang lain. Jika tidak mendapatkan perhatian yang diinginkan, mereka bisa menjadi rewel, marah, atau bahkan manipulatif. Mereka mungkin mendominasi percakapan, menyela orang lain, atau melebih-lebihkan pencapaian mereka untuk mendapatkan sorotan.
2. Merasa Diri Lebih Hebat dari yang Lain (Grandiositas)
Anak dengan kecenderungan narsistik seringkali memiliki pandangan yang tidak realistis tentang diri mereka sendiri. Mereka mungkin percaya bahwa mereka lebih pintar, lebih berbakat, atau lebih istimewa dari anak-anak lain. Mereka mungkin membual tentang kemampuan mereka secara berlebihan, meremehkan orang lain, atau merasa berhak mendapatkan perlakuan khusus. Misalnya, mereka mungkin marah jika tidak dipilih pertama kali dalam permainan atau merasa bahwa aturan tidak berlaku untuk mereka.
3. Sulit Berempati dengan Orang Lain
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain. Anak dengan sifat narsistik mungkin kesulitan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain. Mereka mungkin tidak menyadari atau tidak peduli ketika orang lain sedih, marah, atau terluka. Mereka mungkin juga kesulitan untuk meminta maaf atau mengakui kesalahan mereka, karena mereka cenderung menyalahkan orang lain atas masalah yang terjadi. Sebuah studi dalam Journal of Personality Disorders menunjukkan bahwa individu dengan kecenderungan narsistik seringkali memiliki defisit dalam kemampuan kognitif dan afektif empati.






