Kesibukan yang Selalu Menjadi Alasan
“Maaf, Ma, aku sibuk banget.” “Yah, Pa, ada kerjaan.” Kalimat-kalimat ini mungkin sudah tak asing di telinga Anda. Mereka selalu punya alasan untuk tidak bisa datang, tidak bisa menelepon, atau tidak bisa meluangkan waktu. Tentu, kesibukan itu nyata. Anak dewasa memang punya banyak tanggung jawab. Namun, ketika kesibukan itu selalu menjadi penghalang untuk bertemu atau berinteraksi dengan orang tua, bahkan di momen-momen penting sekalipun, ini bisa menjadi tanda bahwa keberadaan Anda mulai tergeser di daftar prioritas mereka. Bayangkan, rata-rata orang dewasa muda menghabiskan 3-4 jam sehari di media sosial, namun kesulitan meluangkan 30 menit untuk menelepon orang tua. Ini data dari survei gaya hidup digital tahun 2023. Miris, bukan?
Rencana yang Selalu Disesuaikan dengan Jadwal Mereka
Anda ingin makan malam bersama? Liburan keluarga? Kunjungan rutin? Semua harus menunggu jadwal kosong mereka. Anda merasa seperti harus “mengemis” waktu dari anak sendiri. Mereka tidak lagi bertanya kapan Anda bisa, tetapi memberi tahu kapan mereka bisa. Perubahan ini menunjukkan bahwa inisiatif untuk menjaga hubungan tidak lagi datang dari kedua belah pihak, melainkan sebagian besar hanya dari Anda. Ini adalah tanda halus, namun sangat terasa, bahwa Anda tidak lagi menjadi prioritas utama.
Keterlibatan dalam Keputusan Hidup yang Berkurang
Dulu, setiap keputusan besar dalam hidup mereka, mulai dari memilih jurusan kuliah, pekerjaan, hingga pasangan, selalu melibatkan Anda. Sekarang, Anda mungkin baru tahu setelah keputusan itu diambil, atau bahkan dari orang lain.
Tidak Lagi Meminta Nasihat atau Pendapat
Salah satu hal yang paling membuat orang tua merasa dibutuhkan adalah ketika anak-anak mereka meminta nasihat. Ini menunjukkan bahwa mereka menghargai kebijaksanaan dan pengalaman Anda. Namun, jika anak dewasa Anda tidak lagi meminta pendapat Anda, bahkan untuk hal-hal penting dalam hidup mereka, ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka merasa sudah tidak membutuhkan bimbingan Anda lagi. Mereka mungkin merasa Anda tidak “up to date” atau tidak memahami situasi mereka sepenuhnya. Namun, perasaan ini bisa sangat menyakitkan bagi orang tua.
Mengetahui Berita Penting dari Pihak Ketiga
Bayangkan, Anda mengetahui kabar pernikahan anak Anda dari tetangga, atau mengetahui bahwa mereka pindah rumah dari unggahan di media sosial. Ini adalah skenario terburuk yang bisa dialami orang tua. Jika ini terjadi, itu adalah tanda merah yang sangat jelas bahwa Anda sudah tidak lagi menjadi bagian lingkaran dalam mereka. Mereka mungkin merasa tidak perlu lagi memberi tahu Anda secara langsung, atau bahkan sengaja menyembunyikannya. Ini bukan hanya masalah komunikasi, tetapi juga masalah kepercayaan dan rasa hormat.
Perasaan Emosional yang Mulai Terabaikan
Hubungan antara orang tua dan anak tidak hanya soal komunikasi dan prioritas, tetapi juga soal dukungan emosional. Ketika perasaan Anda mulai diabaikan, ini adalah tanda yang lebih dalam.
Ketidakpekaan Terhadap Perasaan atau Kebutuhan Anda
Anda mungkin merasa sakit, sedih, atau membutuhkan bantuan, tetapi anak Anda tidak menunjukkan empati atau perhatian yang sama seperti dulu. Mereka mungkin hanya menanggapi dengan acuh tak acuh, atau bahkan tidak menanggapi sama sekali. Contohnya, ketika Anda sakit, mereka mungkin hanya bertanya “sudah minum obat?” tanpa menawarkan bantuan atau sekadar datang menjenguk. Padahal, dulu saat mereka sakit, Anda akan selalu siaga di samping mereka. Data dari sebuah studi psikologi keluarga di Amerika Serikat pada tahun 2022 menunjukkan bahwa 45% orang tua merasa kebutuhan emosional mereka kurang terpenuhi oleh anak dewasa mereka. Ini adalah angka yang cukup tinggi dan menunjukkan adanya kesenjangan.






