Inilah yang Sebenarnya Diinginkan Anak Dewasa dari Orang Tua

Inilah yang Sebenarnya Diinginkan Anak Dewasa dari Orang Tua
Inilah yang Sebenarnya Diinginkan Anak Dewasa dari Orang Tua (www.freepik.com)

3. Harapan untuk Didengarkan Tanpa Penghakiman atau Penilaian

Salah satu keinginan terbesar anak dewasa adalah didengarkan oleh orang tua mereka tanpa penghakiman atau penilaian. Saat mereka berbagi masalah, kekhawatiran, atau bahkan impian mereka, yang mereka inginkan hanyalah telinga yang mendengarkan dengan penuh perhatian dan hati yang memahami, bukan ceramah, solusi instan, atau kritik. Seringkali, niat baik orang tua untuk membantu justru diartikan sebagai bentuk ketidakpercayaan atau bahkan penghakiman.

Pernahkah Anda merasa ketika berbicara, Anda sudah tahu apa jawaban atau nasihat yang akan diberikan orang tua Anda? Ini bisa menjadi penghalang komunikasi. Anak dewasa ingin merasa bahwa suara mereka didengar dan perasaan mereka divalidasi. Mereka mungkin hanya ingin melampiaskan, mencari empati, atau sekadar berbagi cerita tanpa harus merasa dihakimi atau diberi tahu apa yang harus dilakukan.

Keterampilan mendengarkan aktif sangat penting di sini. Cobalah untuk fokus pada apa yang mereka katakan, bukan pada apa yang akan Anda katakan selanjutnya. Ajukan pertanyaan yang menunjukkan minat dan pemahaman, bukan pertanyaan yang bersifat interogatif atau menghakimi. Biarkan mereka menyelesaikan apa yang ingin mereka sampaikan sebelum Anda merespons, dan ketika Anda merespons, fokuslah pada validasi perasaan mereka. Misalnya, “Aku mengerti kamu merasa frustasi dengan situasimu saat ini,” daripada langsung memberikan solusi. Ini akan membuka pintu bagi komunikasi yang lebih jujur dan mendalam.

4. Keinginan untuk Diakui Sebagai Individu yang Utuh dan Berbeda

Seiring bertambahnya usia, anak dewasa memiliki keinginan kuat untuk diakui sebagai individu yang utuh, dengan identitas, pandangan, dan pilihan hidup mereka sendiri, terlepas dari bayangan orang tua. Ini adalah proses alami dalam pembentukan jati diri. Namun, seringkali orang tua tanpa sadar masih melihat anak mereka sebagai “bayangan” atau “perpanjangan” diri mereka sendiri, membandingkan mereka dengan diri sendiri di masa lalu atau dengan standar yang mereka tetapkan.

Perbandingan, baik dengan saudara kandung, teman sebaya, atau bahkan dengan diri orang tua di masa muda, dapat sangat melukai perasaan anak dewasa. Mereka ingin dihargai atas keunikan mereka, atas pencapaian mereka sendiri, dan atas perjalanan hidup yang mereka pilih. Ini termasuk menghargai minat mereka yang berbeda, pilihan karier yang tidak konvensional, atau bahkan pandangan hidup yang mungkin bertentangan dengan pandangan orang tua.

Mendorong anak dewasa untuk mengeksplorasi minat dan passion mereka, bahkan jika itu bukan yang Anda harapkan, adalah bentuk dukungan yang luar biasa. Rayakan keberhasilan kecil mereka, dan berikan dukungan saat mereka menghadapi tantangan, tanpa harus memaksakan jalan Anda. Ingatlah bahwa kebahagiaan mereka mungkin tidak sama dengan definisi kebahagiaan Anda. Mengakui dan menghargai perbedaan ini adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati, di mana anak dewasa merasa dicintai apa adanya.

5. Kebutuhan Akan Dukungan Emosional Tanpa Bersyarat

Dukungan emosional adalah fondasi utama dalam setiap hubungan yang sehat, dan bagi anak dewasa, kebutuhan akan dukungan emosional tanpa bersyarat dari orang tua sangatlah vital. Ini bukan hanya tentang dukungan finansial atau logistik, tetapi tentang kehadiran yang menenangkan, kata-kata yang menguatkan, dan penerimaan yang tulus, terutama di saat-saat sulit. Seringkali, orang tua tanpa sadar memberikan dukungan yang “bersyarat” – hanya ketika anak memenuhi ekspektasi tertentu atau melakukan apa yang diinginkan orang tua.

Dukungan tanpa bersyarat berarti mencintai dan mendukung anak Anda terlepas dari pilihan mereka, kegagalan mereka, atau bahkan ketika mereka tidak sejalan dengan keinginan Anda. Ini adalah tentang menjadi “pelabuhan aman” di mana anak dapat kembali tanpa takut dihakimi atau ditolak. Ketika anak dewasa menghadapi tantangan dalam karier, hubungan, atau kesehatan mental, kehadiran orang tua yang suportif dapat menjadi perbedaan besar.

Bagaimana cara memberikan dukungan emosional tanpa bersyarat? Dengarkan dengan empati, validasi perasaan mereka, dan tawarkan bantuan yang relevan tanpa memaksakan. Hindari pernyataan seperti “Sudah kubilang kan…” atau “Seharusnya kamu begini…” saat anak sedang dalam kesulitan. Sebaliknya, fokus pada kata-kata yang membangun, seperti “Aku ada di sini untukmu,” atau “Kita akan mencari jalan keluar bersama.” Mengingat bahwa Anda adalah orang tua mereka, bukan lagi pengendali hidup mereka, adalah langkah pertama untuk menjadi sumber dukungan emosional yang kuat dan konsisten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *