lombokprime.com – Memulai kebiasaan baik dan mempertahankannya seringkali terasa seperti perjuangan tanpa akhir. Kita semua pasti pernah mengalaminya: semangat membara di awal, namun perlahan meredup seiring waktu. Padahal, kunci sukses dalam berbagai aspek kehidupan seringkali terletak pada kebiasaan-kebiasaan positif yang kita lakukan secara konsisten. Pertanyaannya, bagaimana caranya agar kebiasaan baik ini bukan hanya sekadar tekad sesaat, melainkan benar-benar tertanam kuat di otak kita, menjadi bagian permanen dari diri kita?
Memahami Cara Kerja Otak dalam Membentuk Kebiasaan
Sebelum membahas lebih jauh tentang strategi membiasakan kebiasaan baik, penting untuk memahami bagaimana otak kita bekerja dalam membentuk sebuah rutinitas. Otak kita adalah mesin yang luar biasa efisien. Untuk menghemat energi, otak cenderung mengubah tindakan yang sering kita ulangi menjadi otomatis. Proses inilah yang kita kenal sebagai pembentukan kebiasaan.
Secara sederhana, pembentukan kebiasaan melibatkan tiga elemen utama yang membentuk sebuah siklus, sering disebut sebagai habit loop:
- Isyarat (Cue): Pemicu yang memberitahu otak untuk masuk ke mode otomatis dan kebiasaan mana yang harus digunakan. Isyarat ini bisa berupa waktu, lokasi, suasana hati, atau bahkan tindakan sebelumnya.
- Rutinitas (Routine): Tindakan fisik, mental, atau emosional yang kita lakukan. Inilah inti dari kebiasaan itu sendiri.
- Hadiah (Reward): Hasil yang diterima otak setelah melakukan rutinitas. Hadiah ini bisa berupa perasaan senang, kepuasan, atau bahkan penghindaran dari sesuatu yang tidak menyenangkan. Hadiah inilah yang memperkuat hubungan antara isyarat dan rutinitas, sehingga kebiasaan tersebut semakin melekat.
Memahami siklus ini adalah langkah awal yang krusial. Dengan mengenali isyarat, rutinitas, dan hadiah dari kebiasaan yang ingin kita bentuk (atau hilangkan), kita bisa mulai merancang strategi yang lebih efektif.
Langkah-Langkah Strategis Membiasakan Kebiasaan Baik Secara Permanen
Lantas, bagaimana cara memanfaatkan pemahaman ini untuk menanamkan kebiasaan baik secara permanen di otak kita? Berikut beberapa langkah strategis yang bisa Anda terapkan:
1. Mulai dari Hal Kecil dan Spesifik
Seringkali, kita tergoda untuk langsung mengambil langkah besar saat ingin membentuk kebiasaan baru. Misalnya, ingin langsung berolahraga satu jam setiap hari padahal sebelumnya jarang bergerak. Pendekatan seperti ini seringkali justru membuat kita kewalahan dan akhirnya menyerah.
Lebih baik, mulailah dari hal yang sangat kecil dan spesifik. Misalnya, jika ingin membiasakan diri berolahraga, targetkan untuk melakukan peregangan ringan selama 5 menit setiap pagi. Jika ingin membaca lebih banyak, targetkan untuk membaca satu halaman buku setiap hari.
Kenapa harus sekecil ini? Karena tujuan utamanya adalah membangun momentum dan membuat kebiasaan tersebut terasa mudah untuk dilakukan. Otak kita lebih mudah menerima perubahan kecil daripada perubahan drastis. Dengan keberhasilan kecil yang konsisten, rasa percaya diri kita akan meningkat dan kita akan lebih termotivasi untuk melanjutkan.
2. Identifikasi Isyarat dan Rancang Rutinitas yang Jelas
Ingatlah siklus kebiasaan. Untuk menanamkan kebiasaan baik, kita perlu mengidentifikasi isyarat yang akan memicu rutinitas yang kita inginkan. Misalnya, jika Anda ingin membiasakan minum air putih di pagi hari, isyaratnya bisa jadi setelah Anda bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Rancang rutinitas yang jelas setelah isyarat tersebut muncul. Dalam contoh ini, rutinitasnya adalah langsung menuju dapur dan minum segelas air putih.
Semakin jelas isyarat dan rutinitasnya, semakin mudah bagi otak untuk membentuk koneksi yang kuat di antara keduanya. Cobalah untuk membuat rencana yang konkret dan spesifik: “Setiap kali saya [isyarat], saya akan [rutinitas].”






