Ini Cara Ampuh Move On dari Kejadian Tidak Menyenangkan!
data-sourcepos="5:1-5:527">lombokprime.com – Pernahkah kamu merasa sulit sekali melupakan kejadian tidak menyenangkan yang baru saja menimpamu? Mulai dari perdebatan sengit di kantor, direndahkan oleh orang lain, sampai nyaris adu fisik karena masalah sepele di jalan, pengalaman-pengalaman pahit ini seringkali membekas dan meninggalkan rasa sakit hati yang sulit dihilangkan. Jika kamu sedang bergumul dengan perasaan ini, tenang, kamu tidak sendirian. Banyak orang mengalami hal serupa, dan kabar baiknya, ada cara ampuh untuk melupakan dan kembali menikmati hidup.
Mengapa Kejadian Buruk Sulit Dilupakan? Memahami Cara Kerja Otak Kita
Sebelum membahas cara melupakan, penting untuk memahami mengapa otak kita cenderung “memegang erat” kenangan buruk. Secara evolusioner, mekanisme ini membantu kita belajar dari kesalahan dan menghindari bahaya di masa depan. Otak kita memproses emosi negatif lebih intens, dan kenangan yang terkait dengan emosi kuat cenderung lebih melekat. Amigdala, bagian otak yang memproses emosi, memainkan peran penting dalam pembentukan dan penyimpanan memori emosional. Ketika kita mengalami kejadian tidak menyenangkan, amigdala mengirimkan sinyal kuat yang “mewarnai” ingatan tersebut, membuatnya lebih mudah diingat dan diakses kembali.
Selain itu, kecenderungan kita untuk terus-menerus memikirkan kembali (rumination) kejadian buruk juga memperkuat ingatan tersebut. Semakin sering kita memutar ulang kejadian itu di kepala, semakin dalam jejaknya tertanam di otak kita. Ini seperti menggaruk luka yang belum sembuh; alih-alih membiarkannya pulih, kita justru membuatnya semakin parah.
Langkah Demi Langkah Melupakan dan Move On dari Pengalaman Pahit
Lalu, bagaimana cara efektif untuk “melepaskan” kenangan buruk ini dan kembali fokus pada hal-hal positif? Berikut beberapa strategi ampuh yang bisa kamu coba:
1. Validasi dan Akui Perasaanmu: Langkah Awal Penyembuhan
Langkah pertama yang krusial adalah mengakui dan memvalidasi perasaanmu. Jangan mencoba menekan atau mengabaikan rasa sakit, marah, kecewa, atau emosi negatif lainnya. Biarkan dirimu merasakan emosi tersebut tanpa menghakimi. Mengatakan pada diri sendiri, “Aku wajar merasa marah setelah diperlakukan seperti itu,” atau “Sedih rasanya direndahkan di depan umum,” adalah langkah awal yang penting. Penelitian menunjukkan bahwa mengakui emosi negatif dapat membantu mengurangi intensitasnya seiring waktu.
2. Alihkan Fokus: Jangan Biarkan Pikiran Terjebak
Setelah mengakui perasaanmu, jangan biarkan pikiranmu terus-menerus berkutat pada kejadian tersebut. Cobalah untuk mengalihkan fokus pada hal lain. Lakukan aktivitas yang kamu sukai, seperti mendengarkan musik, menonton film, membaca buku, atau berolahraga. Aktivitas-aktivitas ini dapat membantu mengalihkan perhatianmu dari pikiran negatif dan melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati.
3. Bicarakan dengan Orang yang Kamu Percayai: Berbagi Beban akan Meringankan
Berbagi pengalaman dengan seseorang yang kamu percayai bisa sangat membantu. Menceritakan apa yang kamu alami kepada teman, keluarga, atau bahkan seorang profesional dapat memberikan perspektif baru dan dukungan emosional. Terkadang, hanya dengan mengeluarkan unek-unek, beban di hatimu akan terasa lebih ringan. Mereka mungkin juga memiliki pengalaman serupa dan bisa memberikan saran yang berguna. Menurut sebuah studi, dukungan sosial yang kuat berkorelasi positif dengan kesehatan mental dan kemampuan untuk mengatasi stres.
4. Latih Pikiran Positif: Mengubah Perspektif Itu Penting
Pikiran negatif seringkali menjadi “bahan bakar” yang membuat kenangan buruk terus membekas. Cobalah untuk melatih pikiran positif. Ketika pikiran negatif muncul, tantang pikiran tersebut dengan pertanyaan seperti, “Apakah ini benar-benar fakta atau hanya asumsi?” atau “Apa hal positif yang bisa aku ambil dari situasi ini?”. Mengubah perspektif memang tidak mudah, tetapi dengan latihan yang konsisten, kamu akan menjadi lebih mahir dalam melihat sisi terang dari setiap situasi.
5. Maafkan (Bukan Berarti Melupakan): Melepaskan Diri dari Beban Dendam
Memaafkan bukan berarti melupakan apa yang terjadi atau membenarkan tindakan orang lain. Memaafkan adalah tentang melepaskan diri dari beban dendam dan rasa sakit hati yang terus menerus menghantuimu. Kemarahan dan kebencian hanya akan merugikan dirimu sendiri. Memaafkan adalah hadiah yang kamu berikan untuk dirimu sendiri, untuk kedamaian batinmu. Proses memaafkan mungkin membutuhkan waktu, tetapi berusahalah untuk mencapai titik ini.
6. Fokus pada Masa Kini dan Masa Depan: Jangan Terjebak di Masa Lalu
Terlalu fokus pada masa lalu akan menghambatmu untuk menikmati masa kini dan merencanakan masa depan yang lebih baik. Cobalah untuk lebih hadir dalam setiap momen. Latih mindfulness atau kesadaran penuh dengan fokus pada napas, sensasi tubuh, atau lingkungan sekitar. Buat tujuan-tujuan kecil untuk masa depan dan fokus pada langkah-langkah untuk mencapainya. Memiliki sesuatu yang dinantikan dapat memberikan harapan dan motivasi.
7. Ciptakan Pengalaman Positif Baru: Menimpa Kenangan Lama dengan yang Baru
Cara lain yang efektif untuk melupakan kejadian buruk adalah dengan menciptakan pengalaman positif baru. Lakukan hal-hal yang membuatmu bahagia, mencoba hobi baru, bertemu orang-orang baru, atau melakukan perjalanan. Pengalaman-pengalaman positif ini akan membantu “menimpa” kenangan buruk dengan kenangan yang lebih menyenangkan dan bermakna. Semakin banyak pengalaman positif yang kamu ciptakan, semakin pudar pengaruh kenangan buruk tersebut.
8. Batasi Paparan Terhadap Pemicu: Hindari Hal-hal yang Mengingatkanmu
Jika ada hal-hal tertentu yang terus-menerus mengingatkanmu pada kejadian buruk, cobalah untuk membatasinya. Misalnya, jika media sosial menjadi pemicu, batasi waktu yang kamu habiskan di sana. Jika bertemu dengan orang tertentu membuatmu merasa tidak nyaman, cobalah untuk menghindarinya sementara waktu. Menciptakan jarak dari pemicu dapat membantu proses penyembuhanmu.
9. Belajar dari Pengalaman: Setiap Kejadian adalah Pelajaran
Meskipun menyakitkan, setiap kejadian, termasuk yang tidak menyenangkan, pasti mengandung pelajaran berharga. Cobalah untuk merefleksikan apa yang bisa kamu pelajari dari pengalaman tersebut. Apakah ada hal yang bisa kamu lakukan berbeda di masa depan? Bagaimana pengalaman ini bisa membuatmu menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana? Dengan menemukan makna positif dalam pengalaman buruk, kamu bisa mengubahnya menjadi sumber pertumbuhan pribadi.
10. Bersabar dan Beri Waktu pada Diri Sendiri: Proses Penyembuhan Membutuhkan Waktu
Melupakan kejadian buruk bukanlah proses yang instan. Setiap orang memiliki waktu pemulihan yang berbeda-beda. Bersabarlah pada diri sendiri dan jangan terlalu keras pada diri sendiri jika kamu merasa belum sepenuhnya melupakan. Teruslah mencoba berbagai strategi di atas dan percayalah bahwa seiring waktu, rasa sakit itu akan mereda.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Meskipun sebagian besar dari kita mampu mengatasi pengalaman tidak menyenangkan dengan strategi di atas, ada kalanya kita membutuhkan bantuan profesional. Jika kamu merasa kesulitan untuk melupakan kejadian buruk, mengalami gejala seperti gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, sering merasa cemas atau depresi, atau jika kejadian tersebut sangat traumatis, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau terapis. Profesional dapat memberikan dukungan, bimbingan, dan terapi yang tepat untuk membantu kamu mengatasi trauma dan kembali pulih. Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa terapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) sangat efektif dalam membantu individu mengatasi pengalaman traumatis.
Kamu Berhak Bahagia
Mengalami kejadian tidak menyenangkan adalah bagian dari kehidupan. Namun, penting untuk diingat bahwa kamu memiliki kekuatan untuk memilih bagaimana kamu merespons dan bagaimana kamu membiarkan pengalaman tersebut memengaruhi hidupmu. Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, kamu bisa belajar untuk melupakan, move on, dan kembali meraih kebahagiaan. Ingatlah, masa lalu tidak harus mendikte masa depanmu. Kamu berhak untuk hidup bahagia, terlepas dari apa pun yang telah terjadi. Jadi, mulailah hari ini, ambil langkah kecil, dan percayalah bahwa kamu mampu melupakan dan kembali tersenyum.