Kamu Makan Karena Lapar atau Stres? Awas Emotional Eating!
data-sourcepos="5:1-5:554">lombokprime.com – Pernahkah kamu merasa tiba-tiba ingin makan sesuatu, padahal perutmu sebenarnya tidak lapar? Atau mungkin kamu seringkali melahap makanan tanpa benar-benar menyadarinya, sambil menonton serial favorit atauScroll media sosial? Jika iya, bisa jadi kamu sedang berada di persimpangan antara mindful eating dan emotional eating. Kedua konsep ini berkaitan erat dengan cara kita berinteraksi dengan makanan, namun dengan motivasi dan hasil yang sangat berbeda. Yuk, kita telaah lebih dalam untuk mengetahui mana yang tanpa sadar lebih sering kamu lakukan.
Mengenal Lebih Dekat: Apa Itu Mindful Eating?
Mindful eating, atau makan dengan penuh kesadaran, adalah sebuah pendekatan makan yang berfokus pada perhatian penuh terhadap pengalaman makan. Ini bukan hanya soal apa yang kamu makan, tetapi juga bagaimana dan mengapa kamu makan. Saat melakukan mindful eating, kamu akan lebih peka terhadap sinyal lapar dan kenyang dari tubuhmu, serta menghargai setiap suapan makanan.
Beberapa aspek penting dalam mindful eating meliputi:
- Memperhatikan Rasa Lapar dan Kenyang: Sebelum makan, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah aku benar-benar lapar secara fisik, atau ada alasan lain yang membuatku ingin makan?” Selama makan, perhatikan sinyal kenyang dari tubuhmu. Berhenti makan saat kamu merasa cukup, bukan terlalu kenyang.
- Menikmati Setiap Suapan: Makanlah secara perlahan dan nikmati setiap gigitan. Perhatikan tekstur, aroma, dan rasa makanan. Hindari gangguan seperti televisi, ponsel, atau pekerjaan saat makan.
- Mengenali Pemicu Makan: Sadari emosi atau situasi apa saja yang seringkali membuatmu ingin makan. Apakah kamu cenderung makan saat sedang stres, bosan, atau bahagia?
- Tidak Menghakimi Makanan: Mindful eating tidak berarti kamu harus menghindari makanan tertentu. Ini lebih tentang bagaimana kamu berhubungan dengan semua jenis makanan tanpa rasa bersalah atau penyesalan.
- Menghargai Proses Makan: Sadari dari mana makananmu berasal, bagaimana makanan itu diolah, dan berterima kasih atas nutrisi yang kamu dapatkan.
Sisi Lainnya: Memahami Emotional Eating
Berbeda dengan mindful eating, emotional eating adalah kebiasaan makan untuk mengatasi emosi, bukan karena lapar fisik. Ketika seseorang melakukan emotional eating, makanan seringkali menjadi pelarian atau sumber kenyamanan sementara saat sedang merasa sedih, cemas, marah, bosan, atau bahkan bahagia.
Karakteristik umum dari emotional eating antara lain:
- Makan Saat Tidak Lapar: Dorongan untuk makan muncul tiba-tiba dan tidak disertai dengan rasa lapar fisik yang sebenarnya.
- Mencari Kenyamanan dalam Makanan Tertentu: Biasanya, orang yang melakukan emotional eating cenderung mencari makanan yang tinggi gula, garam, atau lemak, yang seringkali disebut sebagai comfort food.
- Makan dengan Cepat dan Tanpa Sadar: Makanan seringkali dilahap dengan terburu-buru dan tanpa benar-benar dinikmati.
- Merasa Bersalah Setelah Makan: Setelah makan secara emosional, seringkali muncul perasaan bersalah, menyesal, atau malu.
- Menggunakan Makanan Sebagai Hadiah atau Hukuman: Terkadang, makanan digunakan sebagai cara untuk menghadiahi diri sendiri setelah melakukan sesuatu yang baik, atau sebagai pelipur lara saat merasa buruk.
Mengapa Kita Terjebak dalam Emotional Eating?
Ada berbagai faktor yang dapat memicu emotional eating. Stres adalah salah satu pemicu utama. Ketika kita merasa tertekan, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang dapat meningkatkan nafsu makan, terutama terhadap makanan yang tinggi kalori. Selain stres, emosi negatif lainnya seperti kesepian, kecemasan, dan kebosanan juga dapat mendorong kita untuk mencari pelarian dalam makanan.
Menurut data dari American Psychological Association, sekitar 38% orang dewasa melaporkan makan berlebihan atau makan makanan yang tidak sehat sebagai respons terhadap stres. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa emotional eating lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Dampak Jangka Panjang dari Emotional Eating
Jika tidak dikelola dengan baik, emotional eating dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Secara fisik, kebiasaan ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan, obesitas, dan berbagai masalah kesehatan terkait lainnya seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
Secara mental, emotional eating dapat memperburuk masalah emosional yang mendasarinya. Perasaan bersalah dan menyesal setelah makan secara emosional juga dapat menurunkan harga diri dan menciptakan siklus negatif yang sulit dihentikan.
Mengenali Diri Sendiri: Apakah Kamu Lebih Cenderung ke Mindful atau Emotional Eating?
Untuk mengetahui mana yang lebih dominan dalam kebiasaan makanmu, coba jawab beberapa pertanyaan berikut dengan jujur:
- Apakah kamu sering makan saat sedang tidak lapar?
- Apakah kamu menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi stres, sedih, atau emosi negatif lainnya?
- Apakah kamu sering merasa bersalah atau menyesal setelah makan?
- Apakah kamu cenderung makan dengan cepat dan tanpa benar-benar menikmati makanan?
- Apakah kamu memiliki makanan “andalan” yang selalu kamu cari saat merasa tidak enak badan atau sedang tertekan?
- Apakah kamu sering makan sambil melakukan aktivitas lain seperti menonton TV atau bekerja?
- Apakah kamu kesulitan untuk berhenti makan meskipun sudah merasa kenyang?
- Apakah kamu merasa makanan dapat memberikan kenyamanan atau pelarian sementara dari masalahmu?
Jika kamu menjawab “ya” untuk sebagian besar pertanyaan di atas, kemungkinan besar kamu memiliki kecenderungan untuk melakukan emotional eating. Namun, jangan khawatir, karena kebiasaan ini bisa diubah dengan kesadaran dan latihan.
Langkah Awal Menuju Mindful Eating
Jika kamu ingin beralih dari emotional eating menuju mindful eating, berikut beberapa langkah awal yang bisa kamu coba:
- Tingkatkan Kesadaran Diri: Mulailah dengan mengamati kebiasaan makanmu. Catat kapan, apa, dan mengapa kamu makan. Perhatikan juga emosi yang kamu rasakan sebelum dan sesudah makan.
- Bedakan Lapar Fisik dan Emosional: Pelajari perbedaan antara rasa lapar fisik yang muncul secara bertahap dan disertai dengan perut keroncongan, dengan rasa lapar emosional yang datang tiba-tiba dan spesifik terhadap jenis makanan tertentu.
- Ciptakan Lingkungan Makan yang Mendukung: Hindari makan di depan layar atau sambil melakukan pekerjaan lain. Ciptakan suasana yang tenang dan fokus saat makan.
- Makan Perlahan dan Nikmati Setiap Suapan: Usahakan untuk mengunyah makanan lebih lama dan rasakan setiap rasa dan teksturnya. Letakkan garpu atau sendok di antara suapan untuk memberi jeda.
- Dengarkan Sinyal Tubuh: Perhatikan kapan kamu mulai merasa kenyang dan berhentilah makan saat itu. Jangan menunggu hingga merasa terlalu kenyang.
- Kelola Stres dengan Cara Sehat: Cari cara lain untuk mengatasi stres dan emosi negatif selain dengan makan. Cobalah meditasi, yoga, olahraga, menulis jurnal, atau berbicara dengan teman atau terapis.
- Jangan Menghakimi Diri Sendiri: Jika kamu sesekali makan secara emosional, jangan merasa bersalah. Anggap ini sebagai proses belajar dan kembali fokus pada mindful eating pada kesempatan berikutnya.
- Cari Dukungan: Jika kamu merasa kesulitan untuk mengatasi emotional eating sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau ahli gizi.
Manfaat Nyata dari Mindful Eating
Menerapkan mindful eating dalam kehidupan sehari-hari dapat membawa berbagai manfaat positif, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
- Meningkatkan Kesadaran akan Rasa Lapar dan Kenyang: Kamu akan lebih mudah mengenali sinyal dari tubuhmu, sehingga dapat makan saat benar-benar lapar dan berhenti saat sudah cukup.
- Membantu Mengelola Berat Badan: Dengan lebih peka terhadap rasa kenyang, kamu cenderung tidak makan berlebihan, yang dapat membantu menjaga atau menurunkan berat badan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics menunjukkan bahwa intervensi berbasis mindfulness efektif dalam membantu individu dengan obesitas untuk menurunkan berat badan.
- Meningkatkan Hubungan dengan Makanan: Kamu akan lebih menghargai makanan dan proses makan, serta mengurangi rasa bersalah atau cemas terkait makanan.
- Mengurangi Emotional Eating: Dengan belajar mengenali dan mengatasi emosi tanpa melibatkan makanan, kamu akan lebih mampu mengelola emotional eating.
- Meningkatkan Pencernaan: Makan perlahan dan mengunyah makanan dengan baik dapat membantu proses pencernaan menjadi lebih lancar.
- Meningkatkan Kepuasan dalam Makan: Ketika kamu benar-benar hadir dan menikmati setiap suapan, kamu akan merasa lebih puas dengan makanan yang kamu konsumsi, meskipun dalam porsi yang lebih kecil.
Mindful Eating di Era Modern: Lebih dari Sekadar Tren
Di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, mindful eating bukan hanya sekadar tren, tetapi sebuah kebutuhan. Kita seringkali terdistraksi oleh berbagai hal saat makan, sehingga kehilangan momen untuk benar-benar terhubung dengan makanan dan tubuh kita. Praktik mindful eating mengajak kita untuk kembali hadir dan menghargai momen sederhana seperti makan, yang ternyata memiliki dampak besar bagi kesejahteraan kita secara keseluruhan.
Menurut data dari Google Trends, minat terhadap topik “mindful eating” terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan adanya kesadaran yang semakin besar akan pentingnya pendekatan ini. Selain itu, berbagai aplikasi dan program mindfulness juga semakin populer, memudahkan orang untuk belajar dan mempraktikkan mindful eating dalam kehidupan sehari-hari.
Pilihlah dengan Sadar
Pada akhirnya, pilihan antara mindful eating dan emotional eating ada di tanganmu. Mengenali kebiasaan makanmu dan memahami motivasi di baliknya adalah langkah pertama yang penting. Jika kamu merasa emotional eating lebih dominan dalam hidupmu, jangan berkecil hati. Dengan kesadaran, latihan, dan kesabaran, kamu bisa beralih menuju mindful eating dan membangun hubungan yang lebih sehat dan positif dengan makanan. Ingatlah, makanan seharusnya menjadi sumber nutrisi dan kenikmatan, bukan pelarian dari emosi. Jadi, mari mulai makan dengan lebih sadar dan nikmati setiap momennya!