Doomscrolling: Kecanduan Berita Buruk, Otak Terancam!

Doomscrolling: Kecanduan Berita Buruk, Otak Terancam!
Doomscrolling: Kecanduan Berita Buruk, Otak Terancam! (www.freepik.com)

lombokprime.com – Pernahkah kamu tanpa sadar terus menggulir linimasa media sosial atau situs berita, dari satu kabar buruk ke kabar buruk lainnya, hingga larut malam? Jika iya, kemungkinan besar kamu sedang mengalami doomscrolling. Fenomena ini, yang semakin marak di era digital ini, bukan hanya sekadar kebiasaan buruk, tetapi juga dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan mental dan fisik kita. Mari kita telaah lebih dalam tentang apa itu doomscrolling, mengapa kita melakukannya, dan bagaimana cara melepaskan diri dari jeratnya.

Apa Sebenarnya Doomscrolling Itu?

Secara sederhana, doomscrolling adalah tindakan terus-menerus mencari dan membaca berita negatif secara daring, terutama melalui media sosial atau situs berita. Istilah ini mulai populer seiring dengan meningkatnya intensitas pemberitaan negatif, terutama selama pandemi COVID-19 dan berbagai krisis global lainnya. Namun, akar perilaku ini mungkin sudah ada jauh sebelum istilahnya muncul.

Mengapa Kita Terjebak dalam Lingkaran Setan Doomscrolling?

Ada beberapa faktor psikologis yang membuat kita rentan terhadap doomscrolling:

1. Naluri untuk Tetap Tahu dan Waspada

Sebagai manusia, kita memiliki naluri bawaan untuk mencari informasi, terutama informasi yang berpotensi mengancam. Di masa lalu, informasi ini penting untuk kelangsungan hidup. Di era digital, berita negatif sering kali memicu respons yang sama dalam otak kita, membuat kita merasa perlu untuk terus memantau situasi, meskipun informasi tersebut tidak secara langsung mempengaruhi kita.

2. Efek Negativity Bias

Otak kita cenderung lebih memperhatikan dan mengingat informasi negatif dibandingkan informasi positif atau netral. Ini dikenal sebagai negativity bias. Berita buruk sering kali lebih menarik perhatian dan terasa lebih mendesak, sehingga kita cenderung lebih fokus padanya.

3. Rasa Kontrol Palsu

Dalam situasi yang terasa tidak pasti atau di luar kendali, seperti pandemi atau krisis global, mencari informasi, bahkan yang negatif, dapat memberikan ilusi rasa kontrol. Kita mungkin berpikir bahwa dengan mengetahui semua detail buruknya, kita akan lebih siap menghadapinya. Padahal, sering kali informasi yang kita dapatkan justru menambah kecemasan.

4. FOMO (Fear of Missing Out) Terhadap Berita Buruk

Di era media sosial, ada tekanan untuk selalu up-to-date dengan perkembangan terkini. Kita mungkin takut ketinggalan informasi penting atau menjadi orang yang tidak tahu apa-apa jika tidak terus memantau berita, bahkan jika berita tersebut negatif.

5. Mekanisme Koping yang Salah

Bagi sebagian orang, doomscrolling bisa menjadi cara untuk menghindari emosi atau masalah lain yang sedang mereka hadapi. Meskipun bersifat sementara, fokus pada berita negatif dapat mengalihkan perhatian dari masalah pribadi.

Dampak Buruk Doomscrolling yang Mungkin Tidak Kamu Sadari

Kebiasaan doomscrolling yang berkelanjutan dapat memberikan dampak negatif yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan kita:

1. Kesehatan Mental yang Terganggu

Ini adalah dampak yang paling jelas dan sering dirasakan. Terus-menerus terpapar berita negatif dapat meningkatkan tingkat stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Pikiran kita menjadi dipenuhi dengan gambaran dan informasi yang suram, membuat kita merasa pesimis dan putus asa.

2. Gangguan Tidur

Membaca berita negatif sebelum tidur dapat membuat otak tetap aktif dan sulit rileks. Kecemasan yang dipicu oleh berita buruk juga dapat mengganggu kualitas tidur, menyebabkan insomnia atau tidur yang tidak nyenyak. Kurang tidur pada gilirannya dapat memperburuk kesehatan mental dan fisik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *