lombokprime.com – Pernahkah kamu merasa sulit sekali melupakan kejadian tidak menyenangkan yang baru saja menimpamu? Mulai dari perdebatan sengit di kantor, direndahkan oleh orang lain, sampai nyaris adu fisik karena masalah sepele di jalan, pengalaman-pengalaman pahit ini seringkali membekas dan meninggalkan rasa sakit hati yang sulit dihilangkan. Jika kamu sedang bergumul dengan perasaan ini, tenang, kamu tidak sendirian. Banyak orang mengalami hal serupa, dan kabar baiknya, ada cara ampuh untuk melupakan dan kembali menikmati hidup.
Mengapa Kejadian Buruk Sulit Dilupakan? Memahami Cara Kerja Otak Kita
Sebelum membahas cara melupakan, penting untuk memahami mengapa otak kita cenderung “memegang erat” kenangan buruk. Secara evolusioner, mekanisme ini membantu kita belajar dari kesalahan dan menghindari bahaya di masa depan. Otak kita memproses emosi negatif lebih intens, dan kenangan yang terkait dengan emosi kuat cenderung lebih melekat. Amigdala, bagian otak yang memproses emosi, memainkan peran penting dalam pembentukan dan penyimpanan memori emosional. Ketika kita mengalami kejadian tidak menyenangkan, amigdala mengirimkan sinyal kuat yang “mewarnai” ingatan tersebut, membuatnya lebih mudah diingat dan diakses kembali.
Selain itu, kecenderungan kita untuk terus-menerus memikirkan kembali (rumination) kejadian buruk juga memperkuat ingatan tersebut. Semakin sering kita memutar ulang kejadian itu di kepala, semakin dalam jejaknya tertanam di otak kita. Ini seperti menggaruk luka yang belum sembuh; alih-alih membiarkannya pulih, kita justru membuatnya semakin parah.
Langkah Demi Langkah Melupakan dan Move On dari Pengalaman Pahit
Lalu, bagaimana cara efektif untuk “melepaskan” kenangan buruk ini dan kembali fokus pada hal-hal positif? Berikut beberapa strategi ampuh yang bisa kamu coba:
1. Validasi dan Akui Perasaanmu: Langkah Awal Penyembuhan
Langkah pertama yang krusial adalah mengakui dan memvalidasi perasaanmu. Jangan mencoba menekan atau mengabaikan rasa sakit, marah, kecewa, atau emosi negatif lainnya. Biarkan dirimu merasakan emosi tersebut tanpa menghakimi. Mengatakan pada diri sendiri, “Aku wajar merasa marah setelah diperlakukan seperti itu,” atau “Sedih rasanya direndahkan di depan umum,” adalah langkah awal yang penting. Penelitian menunjukkan bahwa mengakui emosi negatif dapat membantu mengurangi intensitasnya seiring waktu.
2. Alihkan Fokus: Jangan Biarkan Pikiran Terjebak
Setelah mengakui perasaanmu, jangan biarkan pikiranmu terus-menerus berkutat pada kejadian tersebut. Cobalah untuk mengalihkan fokus pada hal lain. Lakukan aktivitas yang kamu sukai, seperti mendengarkan musik, menonton film, membaca buku, atau berolahraga. Aktivitas-aktivitas ini dapat membantu mengalihkan perhatianmu dari pikiran negatif dan melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati.
3. Bicarakan dengan Orang yang Kamu Percayai: Berbagi Beban akan Meringankan
Berbagi pengalaman dengan seseorang yang kamu percayai bisa sangat membantu. Menceritakan apa yang kamu alami kepada teman, keluarga, atau bahkan seorang profesional dapat memberikan perspektif baru dan dukungan emosional. Terkadang, hanya dengan mengeluarkan unek-unek, beban di hatimu akan terasa lebih ringan. Mereka mungkin juga memiliki pengalaman serupa dan bisa memberikan saran yang berguna. Menurut sebuah studi, dukungan sosial yang kuat berkorelasi positif dengan kesehatan mental dan kemampuan untuk mengatasi stres.
4. Latih Pikiran Positif: Mengubah Perspektif Itu Penting
Pikiran negatif seringkali menjadi “bahan bakar” yang membuat kenangan buruk terus membekas. Cobalah untuk melatih pikiran positif. Ketika pikiran negatif muncul, tantang pikiran tersebut dengan pertanyaan seperti, “Apakah ini benar-benar fakta atau hanya asumsi?” atau “Apa hal positif yang bisa aku ambil dari situasi ini?”. Mengubah perspektif memang tidak mudah, tetapi dengan latihan yang konsisten, kamu akan menjadi lebih mahir dalam melihat sisi terang dari setiap situasi.






