Tanda Cinta Diri Berlebihan Sudah Berubah Jadi Narsisme Terselubung

Tanda Cinta Diri Berlebihan Sudah Berubah Jadi Narsisme Terselubung
Tanda Cinta Diri Berlebihan Sudah Berubah Jadi Narsisme Terselubung : Foto oleh Timur M di Unsplash

Mencintai diri sendiri adalah bagian penting dari kebahagiaan dan kesehatan mental. Namun, tanpa disadari, kadang seseorang bisa melangkah terlalu jauh hingga masuk ke wilayah yang tidak sehat. Di titik inilah, cinta diri yang semula positif berubah menjadi sesuatu yang manipulatif dan merusak hubungan dengan orang lain. Kondisi ini dikenal sebagai narsisme terselubung atau covert narcissism.

Berbeda dengan narsisme terbuka yang sering terlihat sombong dan haus perhatian, narsisme terselubung jauh lebih halus. Orang dengan kecenderungan ini mungkin tampak lembut, pemalu, bahkan tampak seperti korban. Namun di balik sikapnya, mereka menyimpan kebutuhan besar untuk dikagumi dan sulit menerima kekurangan diri.

Fenomena ini sering tidak disadari karena kemasannya terlihat seperti self love. Padahal, jika ditelusuri lebih dalam, yang terjadi bukanlah cinta diri yang sehat, melainkan bentuk pencarian validasi yang terus-menerus dari luar diri.

Apa Itu Narsisme Terselubung?

Narsisme terselubung adalah bentuk narsisme yang tidak menonjol secara terang-terangan. Seseorang dengan ciri ini biasanya tampak tenang, sensitif, bahkan rendah hati, tetapi di dalam dirinya tersembunyi rasa superioritas yang tidak realistis. Mereka ingin dianggap istimewa, namun mengekspresikannya secara halus dan pasif.

Dalam psikologi, narsisme terselubung sering dihubungkan dengan kebutuhan akan pengakuan yang tidak terpenuhi di masa lalu. Akibatnya, individu berusaha menutupi rasa tidak aman dengan membangun citra diri ideal di hadapan orang lain. Mereka bisa sangat sensitif terhadap penolakan, mudah tersinggung oleh kritik, dan kerap memosisikan diri sebagai korban agar mendapatkan simpati.

Cinta diri yang sehat berbeda jauh dari kondisi ini. Cinta diri sejati berarti menerima diri dengan apa adanya, termasuk kelemahan yang ada. Sementara narsisme terselubung justru didasari oleh penyangkalan terhadap kelemahan dan upaya mempertahankan citra sempurna yang rapuh.

1. Sensitif Berlebihan terhadap Kritik

Salah satu tanda paling umum dari narsisme terselubung adalah ketidakmampuan menghadapi kritik. Kritik yang seharusnya bisa menjadi masukan justru dianggap sebagai serangan pribadi. Reaksinya bisa berupa diam dingin, menyindir balik, atau bahkan menjauh tanpa penjelasan.

Dalam banyak kasus, orang dengan ciri ini tidak benar-benar marah karena isi kritiknya, tetapi karena kritik tersebut mengguncang citra ideal yang mereka bangun. Padahal, orang dengan cinta diri yang sehat justru mampu melihat kritik sebagai peluang untuk tumbuh.

2. Perilaku Pasif-Agresif

Mereka jarang marah secara terbuka. Sebaliknya, kemarahan diekspresikan dalam bentuk sindiran, penundaan, atau sikap acuh yang disengaja. Tindakan-tindakan kecil seperti tidak membalas pesan, menunda bantuan, atau membuat komentar halus yang menyakitkan sering digunakan sebagai bentuk kontrol tanpa konfrontasi langsung.

Perilaku pasif-agresif ini membuat orang di sekitarnya bingung. Dari luar tampak lembut dan penuh perhatian, tetapi di baliknya tersembunyi keinginan untuk membuat orang lain merasa bersalah atau kehilangan kendali atas situasi.

3. Selalu Ingin Dianggap Korban

Salah satu ciri khas narsisme terselubung adalah memainkan peran sebagai korban. Dalam setiap masalah, mereka cenderung menyalahkan keadaan atau orang lain. Tujuannya adalah untuk mendapatkan simpati dan menghindari tanggung jawab.

Misalnya, ketika hubungan tidak berjalan baik, mereka akan menonjolkan penderitaan diri sendiri tanpa mengakui kontribusi mereka terhadap masalah tersebut. Ini adalah bentuk manipulasi halus yang membuat orang lain merasa bersalah atau bertanggung jawab atas perasaan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *