Parenting Burnout: Saat Cinta Jadi Beban?

Parenting Burnout: Saat Cinta Jadi Beban?
Parenting Burnout: Saat Cinta Jadi Beban? (www.freepik.com)

lombokprime.com – Menjadi orang tua adalah sebuah perjalanan yang penuh cinta, tawa, dan momen-momen tak terlupakan. Namun, di balik semua itu, ada kalanya kita merasa lelah, kewalahan, bahkan mencapai titik jenuh yang dikenal sebagai parenting burnout. Kelelahan mengasuh anak atau parenting burnout adalah kondisi ketika orang tua mengalami stres kronis akibat tuntutan peran sebagai ibu atau ayah, dan penting untuk dipahami serta diatasi demi kesehatan mental diri sendiri dan keharmonisan keluarga. Kondisi ini bukanlah tanda kelemahan, melainkan respons alami terhadap tekanan yang luar biasa dalam membesarkan buah hati.

Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Parenting Burnout

Mungkin Anda pernah mendengar istilah burnout di dunia kerja. Nah, parenting burnout memiliki kemiripan, namun fokusnya adalah pada kelelahan emosional, mental, dan fisik yang disebabkan oleh stres kronis dalam peran sebagai orang tua. Ini berbeda dengan stres biasa yang sesekali kita rasakan. Parenting burnout adalah kondisi yang lebih mendalam dan berkelanjutan, yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan kita.

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Psychology pada tahun 2017, parenting burnout ditandai dengan tiga dimensi utama:

  • Kelelahan yang luar biasa: Perasaan lelah yang mendalam dan tidak kunjung hilang, bahkan setelah beristirahat.
  • Jarak emosional dari anak-anak: Perasaan kurang terhubung dengan anak-anak, menjadi lebih sinis atau mudah marah terhadap mereka.
  • Merasa kurang kompeten sebagai orang tua: Munculnya perasaan tidak mampu, tidak efektif, atau gagal dalam menjalankan peran sebagai ibu atau ayah.

Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, terlepas dari usia anak, jumlah anak, atau status sosial ekonomi. Namun, penting untuk kita sadari bahwa parenting burnout bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini dapat berdampak negatif tidak hanya pada kesehatan mental orang tua, tetapi juga pada hubungan dengan pasangan, anak-anak, dan kualitas pengasuhan secara keseluruhan.

Apa Saja Penyebab Umum Parenting Burnout?

Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi terhadap munculnya parenting burnout. Memahami akar permasalahannya dapat membantu kita mencari solusi yang tepat. Beberapa penyebab umum meliputi:

  • Kurangnya dukungan sosial: Merasa sendirian dalam mengasuh anak, tanpa bantuan dari pasangan, keluarga, atau teman.
  • Tekanan masyarakat dan ekspektasi yang tidak realistis: Adanya tuntutan untuk menjadi orang tua yang “sempurna” seperti yang sering ditampilkan di media sosial.
  • Kesulitan finansial: Kekhawatiran akan masalah keuangan yang dapat menambah beban stres dalam keluarga.
  • Kurang tidur dan waktu istirahat: Rutinitas mengasuh anak yang seringkali tidak teratur dan menguras waktu istirahat.
  • Mengabaikan kebutuhan diri sendiri: Terlalu fokus pada kebutuhan anak-anak hingga melupakan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental diri sendiri.
  • Anak dengan kebutuhan khusus: Mengasuh anak dengan kebutuhan khusus dapat menambah tingkat stres dan tantangan yang dihadapi orang tua.
  • Perubahan besar dalam hidup: Peristiwa seperti pindah rumah, kehilangan pekerjaan, atau masalah kesehatan dalam keluarga juga dapat memicu parenting burnout.

Data dari survei yang dilakukan oleh American Psychological Association pada tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 66% orang tua melaporkan mengalami tingkat stres yang tinggi terkait dengan pengasuhan anak. Angka ini menggarisbawahi betapa umumnya masalah ini dan pentingnya untuk mencari cara untuk mengatasinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *