Rutinitas Biasa, Stres Luar Biasa! Apa yang Salah?

Rutinitas Biasa, Stres Luar Biasa! Apa yang Salah?
Rutinitas Biasa, Stres Luar Biasa! Apa yang Salah? (www.freepik.com)

lombokprime.com – Dalam hiruk pikuk kehidupan modern yang serba cepat ini, kita sering kali mendapati diri kita terjebak dalam rutinitas harian yang padat. Dari bangun pagi hingga larut malam, jadwal kita dipenuhi dengan berbagai aktivitas, mulai dari pekerjaan, kuliah, urusan rumah tangga, hingga kegiatan sosial. Rutinitas yang padat dan tanpa jeda ini, yang seringkali kita anggap sebagai hal normal, justru dapat menjadi sumber stres yang tersembunyi. Tanpa kita sadari, kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan setiap hari ini, yang mungkin terlihat biasa saja, perlahan-lahan menggerogoti kesehatan mental dan fisik kita.

Mengapa Rutinitas yang “Normal” Bisa Jadi Bumerang?

Kita sering mendengar bahwa rutinitas itu penting. Rutinitas membantu kita menjadi lebih produktif, teratur, dan efisien. Namun, di balik manfaatnya, rutinitas yang tidak sehat dapat menjebak kita dalam lingkaran stres yang tak berujung. Bayangkan saja, setiap hari Anda bangun dengan alarm yang berdering kencang, terburu-buru menyiapkan diri, berjuang melawan kemacetan lalu lintas, bekerja seharian penuh di kantor atau kampus, kembali terjebak kemacetan, lalu masih harus mengurus pekerjaan rumah tangga atau tugas kuliah hingga larut malam. Rutinitas seperti ini, yang dipenuhi dengan tekanan dan minim waktu istirahat, lama kelamaan akan menguras energi dan membuat kita merasa kelelahan secara mental dan fisik.

Salah satu alasan mengapa rutinitas yang “normal” bisa menjadi bumerang adalah karena kita cenderung mengabaikan sinyal-sinyal tubuh. Kita seringkali memaksakan diri untuk terus produktif, bahkan ketika tubuh dan pikiran sudah lelah. Kita menolak untuk beristirahat atau melambatkan tempo, karena takut tertinggal atau dianggap tidak kompeten. Padahal, mengabaikan kebutuhan tubuh dan pikiran hanya akan memperburuk keadaan dan meningkatkan risiko stres kronis.

Jenis Rutinitas “Normal” yang Diam-Diam Memicu Stres

Lalu, rutinitas “normal” seperti apa saja yang sebenarnya dapat memicu stres? Berikut adalah beberapa contoh yang mungkin tanpa sadar Anda lakukan setiap hari:

1. Multitasking Berlebihan: Mitos Produktivitas yang Menyesatkan

Di era digital ini, multitasking seringkali dianggap sebagai keterampilan yang sangat dihargai. Kita dituntut untuk bisa melakukan banyak hal sekaligus, mulai dari membalas email sambil rapat online, mengerjakan laporan sambil mendengarkan podcast, hingga makan siang sambil scrolling media sosial. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa multitasking justru menurunkan produktivitas dan meningkatkan tingkat stres. Ketika kita mencoba melakukan banyak hal sekaligus, otak kita harus terus berpindah fokus dari satu tugas ke tugas lainnya. Hal ini membuat otak cepat lelah, sulit berkonsentrasi, dan rentan terhadap kesalahan.

Selain itu, multitasking juga dapat mengurangi kualitas pekerjaan yang kita lakukan. Ketika fokus kita terpecah, kita tidak dapat memberikan perhatian penuh pada setiap tugas. Akibatnya, pekerjaan yang kita hasilkan menjadi kurang maksimal dan berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari. Alih-alih meningkatkan efisiensi, multitasking justru membuat kita merasa kewalahan, frustrasi, dan semakin stres.

2. Kecanduan Media Sosial: Perbandingan Sosial yang Tak Berujung

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Kita menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, mencari informasi, hingga hiburan. Namun, tanpa disadari, terlalu banyak waktu yang dihabiskan di media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental kita. Media sosial seringkali menampilkan kehidupan orang lain yang tampak sempurna dan ideal. Kita melihat teman-teman kita berlibur ke tempat-tempat eksotis, meraih prestasi gemilang, atau memiliki hubungan yang harmonis. Hal ini dapat memicu perasaan iri, cemas, dan rendah diri.

Selain itu, media sosial juga dapat membuat kita terjebak dalam lingkaran perbandingan sosial yang tak berujung. Kita terus-menerus membandingkan diri kita dengan orang lain, merasa tidak cukup baik, dan kurang bersyukur dengan apa yang kita miliki. Kecanduan media sosial dapat mengikis rasa percaya diri, meningkatkan kecemasan, dan memicu stres yang berkepanjangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *