Kenyamanan dan Keakraban dengan Dunia Digital
Sebagai digital natives, Gen Z sangat nyaman dan akrab dengan teknologi dan internet. Mereka tumbuh besar dengan berbagai platform media sosial, aplikasi, dan website. Bagi mereka, mencari informasi di internet adalah hal yang alami dan intuitif. Mereka sudah terbiasa dengan mesin pencari seperti Google, platform video seperti YouTube, dan berbagai sumber informasi online lainnya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 97% remaja berusia 13-17 tahun di Amerika Serikat menggunakan internet setiap hari, dan 45% di antaranya mengatakan bahwa mereka hampir selalu online. Angka ini kemungkinan tidak jauh berbeda di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari Gen Z.
Bukan Berarti Orang Tua Tidak Lagi Relevan
Meskipun internet menjadi sumber belajar utama bagi Gen Z, bukan berarti peran orang tua menjadi tidak relevan. Orang tua tetap memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik dan membimbing anak-anak mereka.
Fondasi Nilai dan Pengalaman Hidup yang Tak Ternilai
Orang tua adalah sumber pertama dan utama bagi anak-anak dalam hal pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan karakter. Mereka mengajarkan tentang sopan santun, tanggung jawab, empati, dan berbagai nilai penting lainnya yang tidak bisa didapatkan hanya dari internet.
Selain itu, orang tua juga memiliki pengalaman hidup yang lebih banyak dan beragam. Mereka dapat berbagi pengalaman mereka, memberikan nasihat yang bijak, dan membantu anak-anak mereka menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. Pengalaman dan kebijaksanaan orang tua ini sangat berharga dan tidak dapat digantikan oleh informasi yang ditemukan di internet.
Mendampingi dan Memfasilitasi Proses Pembelajaran
Orang tua dapat berperan sebagai pendamping dan fasilitator dalam proses pembelajaran anak-anak mereka. Mereka dapat membantu anak-anak menemukan sumber informasi yang relevan dan terpercaya di internet, mengajarkan cara mengevaluasi informasi secara kritis, dan mendorong mereka untuk mengembangkan minat dan bakat mereka.
Selain itu, orang tua juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah, memberikan dukungan emosional, dan memotivasi anak-anak untuk terus belajar dan berkembang. Kehadiran dan dukungan orang tua sangat penting untuk membantu Gen Z memanfaatkan internet secara positif dan produktif.
Tantangan dan Peluang di Balik Preferensi Belajar Online
Preferensi Gen Z untuk belajar dari internet membawa tantangan dan peluang tersendiri.
Informasi yang Tidak Terverifikasi dan Potensi Disinformasi
Salah satu tantangan terbesar dari belajar melalui internet adalah adanya risiko terpapar informasi yang tidak akurat atau bahkan disinformasi. Internet dipenuhi dengan berbagai macam konten, dan tidak semuanya dapat dipercaya. Gen Z perlu memiliki kemampuan untuk membedakan antara informasi yang valid dan yang tidak, serta untuk mengevaluasi sumber informasi secara kritis.
Menurut laporan dari UNESCO pada tahun 2022, misinformasi dan disinformasi online menjadi semakin marak dan dapat memiliki dampak negatif yang signifikan, terutama pada generasi muda. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk mengembangkan literasi digital yang kuat agar dapat menggunakan internet secara cerdas dan bertanggung jawab.
Keterampilan Sosial dan Interaksi Langsung yang Terbatas
Terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar untuk belajar juga dapat berdampak pada perkembangan keterampilan sosial dan kemampuan berinteraksi langsung dengan orang lain. Interaksi tatap muka memungkinkan adanya komunikasi nonverbal, empati, dan pemahaman yang lebih mendalam, yang mungkin tidak sepenuhnya tergantikan oleh interaksi online.
Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk tetap menjaga keseimbangan antara belajar online dan berinteraksi secara langsung dengan orang-orang di sekitar mereka, termasuk keluarga dan teman-teman.






