- Biarkan anak menghadapi konsekuensi dari perbuatannya: Ajarkan anak untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka, baik di rumah maupun di sekolah.
- Percaya pada penilaian guru: Guru memiliki pertimbangan profesional dalam memberikan penilaian atau konsekuensi kepada siswa.
- Fokus pada pembelajaran dari kesalahan: Bantu anak untuk memahami mengapa mereka melakukan kesalahan dan bagaimana cara memperbaikinya di masa depan.
Mendidik anak berarti mempersiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan nyata, di mana setiap tindakan memiliki konsekuensi. Dengan tidak terlalu memanjakan anak dan menerima konsekuensi yang diberikan oleh guru, kita membantu mereka untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.
7. Menyalahkan Guru Atas Kesulitan Belajar Anak
Ketika anak mengalami kesulitan belajar, reaksi alami orang tua adalah mencari penyebabnya. Namun, kebiasaan menyalahkan guru atas kesulitan belajar anak dapat merusak hubungan baik antara orang tua dan guru, serta tidak membantu mencari solusi yang efektif.
Cara Menghindarinya:
- Bekerja sama dengan guru untuk mengidentifikasi penyebab kesulitan belajar anak: Diskusikan secara terbuka mengenai tantangan yang dihadapi anak dan cari solusi bersama.
- Libatkan profesional lain jika diperlukan: Jika kesulitan belajar anak disebabkan oleh faktor lain seperti masalah kesehatan atau gangguan belajar, konsultasikan dengan psikolog atau ahli pendidikan.
- Fokus pada dukungan dan solusi, bukan menyalahkan: Ciptakan lingkungan belajar yang positif di rumah dan berikan dukungan emosional kepada anak.
Kesulitan belajar adalah hal yang wajar dan bisa dialami oleh siapa saja. Dengan bekerja sama secara konstruktif dengan guru, kita dapat membantu anak mengatasi tantangan tersebut dan mencapai potensi terbaiknya.
8. Tidak Hadir dalam Pertemuan Orang Tua dan Guru (POTG)
Pertemuan Orang Tua dan Guru (POTG) adalah kesempatan penting bagi orang tua untuk mendapatkan informasi langsung mengenai perkembangan anak di sekolah, berdiskusi dengan guru, dan menjalin hubungan yang lebih baik. Kebiasaan tidak hadir dalam POTG dapat membuat orang tua kehilangan informasi penting dan melewatkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan guru.
Cara Menghindarinya:
- Jadwalkan waktu untuk menghadiri POTG: Usahakan untuk selalu hadir dalam setiap pertemuan yang diadakan oleh sekolah.
- Persiapkan pertanyaan atau hal-hal yang ingin didiskusikan: Manfaatkan waktu POTG sebaik mungkin untuk mendapatkan informasi yang Anda butuhkan.
- Jika berhalangan hadir, komunikasikan dengan guru: Beritahu guru jika Anda tidak bisa hadir dan tanyakan apakah ada cara lain untuk mendapatkan informasi atau berdiskusi.
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak sangat penting. Dengan menghadiri POTG, kita menunjukkan dukungan kita kepada anak dan guru, serta membuka jalur komunikasi yang efektif.
9. Membuat Grup Chat Orang Tua yang Justru Menimbulkan Kegaduhan
Grup chat orang tua bisa menjadi sarana komunikasi yang efektif, namun terkadang justru menjadi sumber informasi yang tidak akurat, gosip, atau bahkan perdebatan yang tidak perlu. Kebiasaan membuat grup chat orang tua yang justru menimbulkan kegaduhan dapat mengganggu fokus guru dan menciptakan suasana yang tidak kondusif.
Cara Menghindarinya:
- Gunakan grup chat secara bijak dan fokus pada informasi yang relevan: Hindari menyebarkan informasi yang belum terverifikasi atau membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi atau sensitif.
- Jika ada keluhan atau pertanyaan, sampaikan langsung kepada guru atau pihak sekolah: Hindari menyebarkan keluhan atau informasi yang belum jelas di grup chat.
- Hormati privasi dan pendapat orang lain: Hindari perdebatan yang tidak produktif di grup chat.
Komunikasi yang efektif dan bertanggung jawab sangat penting dalam menjaga hubungan baik antara orang tua, guru, dan pihak sekolah. Manfaatkan teknologi secara positif untuk mendukung proses belajar mengajar.






