3. Prioritaskan Diri Sendiri (Self-Care Bukanlah Keegoisan)
Merawat diri sendiri bukanlah tindakan egois, melainkan esensial untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Alokasikan waktu untuk kegiatan yang Anda nikmati, istirahat yang cukup, dan penuhi kebutuhan dasar Anda. Ketika Anda mengisi ulang “tangki” energi Anda, Anda akan memiliki lebih banyak kapasitas untuk memberi tanpa merasa terkuras. Ini termasuk tidur yang cukup, makan makanan bergizi, berolahraga, dan melakukan hobi yang Anda sukai.
4. Membangun Harga Diri dari Dalam
Orang yang terlalu baik seringkali mencari validasi dari luar. Alihkan fokus Anda untuk membangun harga diri dari dalam. Sadari bahwa nilai Anda tidak ditentukan oleh seberapa banyak Anda memberi atau seberapa banyak orang lain menyukai Anda. Nilai Anda intrinsik, melekat pada diri Anda apa adanya. Praktikkan self-compassion dan terima diri Anda dengan segala kelebihan dan kekurangan.
5. Belajar Mengelola Konflik Secara Sehat
Alih-alih menghindari konflik, belajarlah untuk menghadapinya secara konstruktif. Komunikasikan perasaan dan kebutuhan Anda dengan jujur dan terbuka. Ini mungkin terasa menakutkan pada awalnya, tetapi ini adalah kunci untuk membangun hubungan yang lebih otentik dan menghilangkan ketegangan yang tidak perlu. Ingat, konflik yang sehat bisa memperkuat hubungan, bukan merusaknya.
6. Memilih Siapa yang Akan Dibantu dengan Bijak
Tidak semua orang layak menerima kebaikan Anda, dan tidak semua orang membutuhkan bantuan Anda. Selektiflah dalam memilih siapa yang akan Anda bantu. Pertimbangkan apakah orang tersebut benar-benar membutuhkan bantuan, apakah mereka menghargai usaha Anda, dan apakah bantuan Anda akan memberdayakan mereka atau justru membuat mereka bergantung.
Kebaikan Sejati Adalah Keseimbangan
Kebaikan sejati bukanlah tentang tanpa batas memberi hingga Anda kelelahan. Ini tentang memberi dengan tulus, penuh kesadaran, dan tanpa mengorbankan kesejahteraan diri sendiri. Ini tentang memahami bahwa Anda tidak bisa menolong orang lain jika Anda sendiri “tenggelam.”
Mungkin ada di antara kita yang merasa bahwa kebaikan itu harus total, tanpa syarat, dan tanpa memikirkan diri sendiri. Namun, seperti yang telah kita bahas, pola pikir ini justru bisa menjadi racun yang menguras kebahagiaan dan menimbulkan stres yang mendalam.
Ingatlah, Anda berhak menetapkan batasan. Anda berhak untuk menolak. Anda berhak untuk memprioritaskan diri sendiri. Dengan melakukan itu, Anda tidak hanya melindungi diri Anda dari stres, tetapi juga memungkinkan Anda untuk memberi dengan cara yang lebih berkelanjutan, otentik, dan berdampak positif. Pada akhirnya, orang yang paling bisa Anda bantu adalah diri Anda sendiri, agar Anda bisa terus memancarkan kebaikan sejati, yang berasal dari hati yang penuh dan jiwa yang damai. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkaran kebaikan yang sehat dan saling menguatkan, bukan menguras.






