Mood Naik Turun? Coba Ingat Kapan Terakhir Begadang

Mood Naik Turun? Coba Ingat Kapan Terakhir Begadang
Mood Naik Turun? Coba Ingat Kapan Terakhir Begadang (www.freepik.com)

lombokprime.com – Begadang terlalu sering bukan hanya membuat mata panda dan tubuh lesu, namun juga menyimpan dampak psikologis serius yang seringkali terabaikan. Di tengah tuntutan hidup yang serba cepat dan gaya hidup digital, begadang seolah menjadi ritual lumrah bagi banyak orang, terutama kalangan muda. Dari mengejar deadline, asyik berselancar di media sosial, hingga larut dalam hiburan daring, alasan begadang memang beragam. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan ini dapat mengganggu kesehatan mental dan emosional Anda secara signifikan? Mari kita selami lebih dalam bagaimana begadang bisa memengaruhi pikiran dan perasaan kita, serta langkah-langkah praktis untuk kembali menemukan ritme tidur yang sehat dan hidup lebih seimbang.

Begadang dan Kualitas Tidur yang Menurun: Akar Masalah Kesehatan Mental

Kita semua tahu bahwa tidur adalah kebutuhan fundamental bagi tubuh. Ibarat baterai ponsel yang perlu diisi ulang, tubuh dan pikiran kita juga memerlukan istirahat yang cukup agar dapat berfungsi optimal. Saat kita begadang, kita secara otomatis memangkas waktu tidur yang seharusnya didapatkan. Akibatnya, kualitas tidur pun menurun drastis. Tidur yang tidak nyenyak atau terpotong-potong membuat otak tidak memiliki kesempatan untuk “membersihkan” dirinya dari zat-zat sisa metabolisme yang menumpuk sepanjang hari, serta tidak bisa mengkonsolidasi memori dengan baik.

Proses restorasi fisik dan mental yang terjadi selama tidur REM (Rapid Eye Movement) dan non-REM sangat penting. Saat kita begadang, siklus tidur ini terganggu, menyebabkan tubuh tidak pulih sepenuhnya. Ini bukan hanya tentang rasa kantuk di pagi hari, melainkan tentang bagaimana tubuh kita secara biologis merespons kurangnya istirahat. Kurangnya tidur yang berkualitas memengaruhi hormon-hormon penting seperti kortisol (hormon stres) dan melatonin (hormon tidur), yang pada gilirannya memengaruhi suasana hati, energi, dan kemampuan kita untuk berpikir jernih.

Ketika Mood Bergoyang: Stres, Kecemasan, dan Depresi Mengintai

Salah satu dampak psikologis paling kentara dari begadang adalah ketidakstabilan suasana hati. Pernahkah Anda merasa lebih mudah marah, frustrasi, atau sedih setelah begadang semalaman? Itu bukan kebetulan. Kurang tidur membuat otak kesulitan mengatur emosi. Bagian otak yang disebut amigdala, yang bertanggung jawab atas respons emosional seperti rasa takut dan cemas, menjadi lebih aktif dan reaktif ketika kita kurang tidur. Akibatnya, kita menjadi lebih rentan terhadap perasaan negatif dan kurang mampu mengelola stres sehari-hari.

Lebih dari sekadar perasaan kesal sesaat, begadang kronis dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Studi menunjukkan adanya hubungan kuat antara gangguan tidur dan masalah kesehatan mental ini. Kurang tidur dapat memperburuk gejala kecemasan yang sudah ada, atau bahkan memicu timbulnya serangan panik pada individu yang rentan. Demikian pula, tidur yang tidak memadai seringkali menjadi pemicu atau faktor yang memperburuk depresi. Lingkaran setan pun terbentuk: depresi dapat menyebabkan sulit tidur, dan sulit tidur dapat memperburuk depresi. Memutus lingkaran ini adalah langkah krusial untuk menjaga kesejahteraan mental.

Penurunan Fungsi Kognitif: Otak Jadi Lemot?

Selain memengaruhi suasana hati, begadang juga berdampak signifikan pada fungsi kognitif kita. Otak membutuhkan tidur untuk memproses informasi, menyimpan memori, dan mengasah kemampuan fokus. Saat kita kurang tidur, kemampuan ini menurun drastis. Anda mungkin merasa lebih sulit berkonsentrasi saat belajar atau bekerja, sering lupa hal-hal kecil, dan merasa otak “lemot” atau tidak secepat biasanya.

Hal ini terjadi karena selama tidur, otak melakukan berbagai proses penting, termasuk konsolidasi memori dan penghapusan informasi yang tidak relevan. Ketika begadang, proses ini terganggu. Akibatnya, kemampuan Anda dalam mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan berpikir kreatif pun ikut menurun. Bahkan, kurang tidur yang parah bisa memengaruhi waktu reaksi Anda, setara dengan efek mengemudi di bawah pengaruh alkohol, yang tentu saja sangat berbahaya. Produktivitas menurun, kesalahan meningkat, dan rasa percaya diri pun bisa ikut terkikis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *