Berita  

Terlalu Rapih atau Gangguan Jiwa? Kamu Wajib Tahu!

Terlalu Rapih atau Gangguan Jiwa? Kamu Wajib Tahu!
Terlalu Rapih atau Gangguan Jiwa? Kamu Wajib Tahu! (www.freepik.com)
  • Pengecekan Berulang: Ini bisa berupa mengecek pintu sudah terkunci, kompor sudah mati, atau jendela sudah tertutup, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Meskipun mereka tahu sudah mengeceknya, keraguan itu terus menghantui.
  • Membutuhkan Reassurance Terus-Menerus: Pasanganmu mungkin sering bertanya hal yang sama berulang kali, mencari jaminan bahwa semuanya baik-baik saja, atau bahwa dia tidak melakukan kesalahan. Ini bisa sangat melelahkan bagi kamu yang menjadi pendengar.

Perhatian Berlebihan pada Detail dan Ketakutan akan Kesalahan

Perfeksionisme di sini bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi proses yang harus tanpa cela.

  • Fokus Berlebihan pada Kesalahan Kecil: Meskipun suatu tugas atau proyek sudah selesai dengan baik, mereka akan terus memikirkan dan mengkhawatirkan kesalahan kecil atau kekurangan yang nyaris tidak berarti.
  • Sulit Mendelegasikan Tugas: Karena merasa orang lain tidak akan bisa melakukannya sesempurna dirinya, mereka cenderung mengambil alih semua tugas, meskipun itu membebani mereka. Ini bisa membuatmu merasa tidak dipercaya atau tidak kompeten.
  • Prokrastinasi Akibat Ketakutan Gagal: Ironisnya, keinginan untuk sempurna seringkali justru membuat mereka menunda-nunda pekerjaan. Mereka terlalu takut untuk memulai karena takut tidak bisa menghasilkan sesuatu yang sempurna, sehingga berakhir tidak melakukan apa-apa.

Rituan Mental dan Pikiran Intrusif

Selain perilaku fisik, ada juga tanda-tanda yang bersifat mental.

  • Penghitungan atau Pengulangan Kata dalam Pikiran: Mungkin mereka memiliki ritual mental seperti menghitung objek tertentu atau mengulang frasa tertentu dalam pikiran untuk “menetralisir” pikiran negatif atau kecemasan.
  • Pikiran Obsesif yang Mengganggu: Pikiran-pikiran yang tidak diinginkan dan berulang tentang bahaya, ketidaksempurnaan, atau kekacauan yang akan datang. Pikiran ini sangat mengganggu dan sulit dihilangkan.

Dampak Perfeksionisme “Beracun” dalam Hubungan

Ketika perfeksionisme pasanganmu mulai mengarah ke OCD ringan, dampaknya pada hubungan bisa sangat signifikan dan menguras emosi.

Ketegangan dan Konflik yang Meningkat

Kamu mungkin akan merasa terus-menerus berjalan di atas kulit telur, takut melakukan kesalahan atau tidak memenuhi standar yang tidak realistis. Konflik bisa muncul dari hal-hal sepele, seperti cara meletakkan piring atau membuang sampah, yang bagi pasanganmu bisa menjadi masalah besar.

Hilangnya Spontanitas dan Fleksibilitas

Hubungan yang sehat membutuhkan ruang untuk spontanitas dan fleksibilitas. Namun, perfeksionisme yang berlebihan bisa membuat segala sesuatu terstruktur kaku. Rencana harus berjalan sesuai aturan, dan perubahan mendadak bisa memicu kecemasan atau kemarahan. Ini bisa membuat hubungan terasa membosankan dan tanpa kejutan yang menyenangkan.

Kamu Merasa Tidak Cukup atau Terlalu Banyak

Pasanganmu yang terlalu perfeksionis mungkin tanpa sadar membuatmu merasa tidak pernah cukup baik. Kritiknya, meskipun mungkin tidak disengaja, bisa membuatmu merasa serba salah dan meragukan kemampuanmu sendiri. Di sisi lain, kamu mungkin merasa lelah karena harus terus-menerus memenuhi standar yang tidak masuk akal atau merasa bahwa kebutuhanmu sendiri diabaikan.

Isolasi Sosial

Dalam beberapa kasus, perfeksionisme yang ekstrem dapat menyebabkan pasanganmu menghindari situasi sosial. Mungkin dia khawatir rumahnya tidak cukup rapi untuk menjamu tamu, atau dia terlalu cemas tentang hal-hal kecil sehingga memilih untuk tidak keluar rumah. Ini bisa berdampak pada kehidupan sosial kalian berdua sebagai pasangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *