Hubungan Tak Sehat? Waspai 10 Pola Komunikasi Ini

Hubungan Tak Sehat? Waspai 10 Pola Komunikasi Ini
Hubungan Tak Sehat? Waspai 10 Pola Komunikasi Ini (www.freepik.com)

7. Membandingkan Hubungan Anda dengan Hubungan Lain

Di era media sosial seperti sekarang, mudah sekali bagi kita untuk membandingkan hubungan kita dengan hubungan orang lain, terutama yang terlihat “sempurna” di dunia maya. Pola ini sangat tidak sehat karena setiap hubungan itu unik, dengan tantangan dan kebahagiaannya sendiri. Membandingkan diri dengan standar yang tidak realistis hanya akan menciptakan rasa tidak puas, kecemburuan, dan ketidakamanan dalam hubungan Anda sendiri.

Mungkin Anda melihat pasangan lain memamerkan hadiah mewah atau liburan romantis, dan Anda mulai merasa bahwa hubungan Anda kurang dari itu. Perbandingan ini bisa menyebabkan Anda menuntut hal-hal yang tidak relevan dari pasangan Anda, atau bahkan menyalahkan mereka karena tidak memenuhi ekspektasi yang Anda bangun sendiri. Ingatlah bahwa apa yang terlihat di permukaan seringkali berbeda dengan kenyataan di balik layar. Alih-alih membandingkan, fokuslah pada pembangunan dan penghargaan atas keunikan hubungan Anda sendiri. Rayakan kemenangan kecil, atasi tantangan bersama, dan hargai ikatan yang telah Anda bangun.

8. Skor Pertengkaran (Keeping Score)

Pola “skor pertengkaran” terjadi ketika salah satu atau kedua pasangan menyimpan catatan mental tentang kesalahan atau kekurangan masing-masing dalam argumen atau di masa lalu. Setiap kali ada pertengkaran baru, “skor” lama ditarik keluar sebagai amunisi, memperburuk konflik dan mencegah penyelesaian masalah yang sebenarnya.

Misalnya, saat bertengkar tentang siapa yang bertanggung jawab untuk suatu pekerjaan rumah, seseorang mungkin tiba-tiba berkata, “Ingat waktu kamu juga lupa melakukan ini bulan lalu? Kamu selalu begitu!” Ini adalah upaya untuk memenangkan argumen dengan menunjukkan bahwa pasangan selalu salah atau tidak konsisten. Pola ini sangat merusak karena menjaga luka lama tetap terbuka dan mencegah pasangan untuk bergerak maju. Untuk mengatasi ini, praktikkan pengampunan dan fokus pada masalah yang ada di hadapan Anda. Belajarlah untuk melepaskan kesalahan masa lalu dan hadapi setiap konflik sebagai kesempatan baru untuk tumbuh bersama.

9. Memotong Pembicaraan atau Tidak Memberi Kesempatan Bicara

Komunikasi adalah jalan dua arah, tetapi dalam beberapa pola yang tidak sehat, salah satu atau kedua pasangan mungkin cenderung memotong pembicaraan atau tidak memberikan kesempatan yang cukup bagi pasangannya untuk berbicara. Ini menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap pandangan atau perasaan pasangan, dan menciptakan dinamika kekuasaan yang tidak seimbang.

Seringkali, ini terjadi karena kita terlalu bersemangat untuk menyampaikan pendapat kita sendiri, atau karena kita berasumsi kita sudah tahu apa yang akan dikatakan pasangan. Namun, kebiasaan memotong pembicaraan atau mendominasi percakapan membuat pasangan merasa tidak didengar, tidak dihargai, dan pada akhirnya, akan membuat mereka berhenti mencoba untuk berkomunikasi. Latih diri Anda untuk mendengarkan dengan sabar, menunggu giliran Anda untuk berbicara, dan memberikan perhatian penuh saat pasangan Anda berbicara. Ini bukan hanya tentang memberikan kesempatan, tetapi juga tentang menunjukkan bahwa Anda menghargai pikiran dan perasaan mereka.

10. Menggunakan Ultimatum atau Ancaman

Menggunakan ultimatum atau ancaman adalah bentuk komunikasi yang sangat manipulatif dan merusak. Pola ini bertujuan untuk mengendalikan perilaku pasangan melalui rasa takut, bukan melalui diskusi dan pemahaman. Ultimatum seringkali berbunyi seperti, “Jika kamu tidak melakukan ini, maka aku akan…” atau “Jika kamu terus begitu, hubungan kita selesai.”

Meskipun terkadang dalam situasi ekstrem mungkin ada konsekuensi yang perlu ditegaskan, penggunaan ultimatum sebagai alat komunikasi reguler menghancurkan rasa aman dan kepercayaan. Ini menciptakan lingkungan yang tidak sehat di mana salah satu pasangan merasa tertekan dan dikendalikan, daripada merasa dicintai dan dihormati. Hubungan yang sehat didasarkan pada kemauan, bukan paksaan. Jika Anda mendapati diri Anda atau pasangan sering menggunakan ultimatum, ini adalah tanda yang jelas bahwa ada masalah mendasar dalam dinamika kekuatan dan rasa hormat yang perlu diatasi melalui diskusi terbuka dan, jika perlu, bantuan profesional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *