Karier  

Fleksibilitas Kerja Gen Z: Kebutuhan atau Sekadar Gaya Hidup?

Fleksibilitas Kerja Gen Z: Kebutuhan atau Sekadar Gaya Hidup?
Fleksibilitas Kerja Gen Z: Kebutuhan atau Sekadar Gaya Hidup? (www.freepik.com)

lombokprime.com – Dunia kerja terus berkembang, dan generasi muda, khususnya Gen Z, membawa harapan dan standar baru. Namun, harapan ini seringkali berbenturan dengan pandangan generasi yang lebih tua, yaitu Boomers. Apa saja sih hal-hal yang dianggap “standar” oleh Gen Z, tapi justru dianggap “berlebihan” oleh Boomers? Yuk, kita bahas!

Fleksibilitas Waktu dan Tempat Kerja: Bukan Lagi Kemewahan, Tapi Kebutuhan

Bagi Gen Z, bekerja dari mana saja dan kapan saja bukan lagi sekadar impian, tapi sebuah kebutuhan. Mereka tumbuh di era digital, di mana teknologi memungkinkan mereka untuk tetap produktif tanpa harus terpaku pada jam kantor konvensional.

Kerja Remote dan Hybrid:

Gen Z melihat kerja remote dan hybrid sebagai sesuatu yang wajar. Mereka percaya bahwa produktivitas tidak selalu berkaitan dengan kehadiran fisik di kantor.

Sebuah studi dari Deloitte menunjukkan bahwa 64% Gen Z lebih memilih perusahaan yang menawarkan fleksibilitas kerja.

Jam Kerja Fleksibel:

“Jam 9 sampai jam 5”? Itu sudah ketinggalan zaman! Gen Z lebih menghargai fleksibilitas dalam mengatur jam kerja mereka, selama pekerjaan selesai tepat waktu.

Mereka percaya bahwa keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi (work-life balance) sangat penting untuk kesehatan mental dan produktivitas.

Kesehatan Mental dan Kesejahteraan: Prioritas Utama

Gen Z sangat peduli dengan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka. Mereka tidak ragu untuk mengambil cuti atau mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Cuti Kesehatan Mental:

Gen Z memahami bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mereka tidak ragu untuk mengambil cuti jika merasa stres atau burnout.

Sebuah survei dari Mind Share Partners menunjukkan bahwa 76% Gen Z menganggap kesehatan mental sebagai faktor penting dalam memilih pekerjaan.

Lingkungan Kerja yang Mendukung:

Gen Z menginginkan lingkungan kerja yang suportif dan inklusif, di mana mereka merasa aman untuk mengekspresikan diri dan mendapatkan dukungan.

Teknologi dan Inovasi: Bukan Sekadar Alat, Tapi Bagian dari Diri

Gen Z tumbuh besar dengan teknologi, sehingga mereka sangat mahir dalam menggunakannya. Mereka juga sangat terbuka terhadap inovasi dan perubahan.

Penggunaan Teknologi Terbaru:

Gen Z tidak takut untuk mencoba teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi kerja.

Mereka terbiasa dengan kolaborasi online, otomatisasi, dan kecerdasan buatan (AI).

Budaya Inovasi:

Gen Z menginginkan perusahaan yang mendorong inovasi dan kreativitas.

Mereka ingin berkontribusi dalam menciptakan solusi-solusi baru yang relevan dengan tantangan zaman.

Komunikasi yang Terbuka dan Transparan: Tanpa Batasan Hierarki

Gen Z menghargai komunikasi yang terbuka dan transparan, tanpa batasan hierarki. Mereka ingin suara mereka didengar dan dihargai.

Feedback yang Konstruktif:

Gen Z menginginkan feedback yang jujur dan konstruktif, baik dari atasan maupun rekan kerja.

Mereka percaya bahwa feedback adalah kunci untuk pengembangan diri.

Komunikasi Dua Arah:

Gen Z tidak suka dengan komunikasi satu arah yang kaku.

Mereka lebih memilih komunikasi yang interaktif dan kolaboratif.

Tujuan dan Makna: Lebih dari Sekadar Gaji

Bagi Gen Z, pekerjaan bukan hanya tentang gaji, tapi juga tentang tujuan dan makna. Mereka ingin bekerja di perusahaan yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan nilai-nilai mereka.

Pekerjaan yang Bermakna:

Gen Z ingin bekerja di perusahaan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Mereka ingin merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki tujuan yang lebih besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *