Banyak Orang Tua Salah Kaprah, Jadi Teman Bukan Solusi Anak!

Banyak Orang Tua Salah Kaprah, Jadi Teman Bukan Solusi Anak!
Banyak Orang Tua Salah Kaprah, Jadi Teman Bukan Solusi Anak! (www.freepik.com)

lombokprime.com – Pernahkah Anda merasa bingung tentang peran orang tua yang sebenarnya di era digital ini? Di tengah derasnya informasi dan tuntutan zaman, banyak orang tua yang mencoba menjadi “teman” bagi anak-anak mereka. Niatnya mulia, tentu saja, agar anak merasa nyaman dan terbuka. Namun, apakah hanya itu yang dibutuhkan? Realitanya, menjadi teman saja tidaklah cukup. Anak-anak membutuhkan bimbingan, arah, dan fondasi yang kuat dari orang tua, bukan hanya sekadar teman bermain atau curhat. Mari kita selami lebih dalam mengapa peran membimbing ini sangat krusial.

Miskonsepsi “Orang Tua Sebagai Teman” dan Dampaknya

Fenomena orang tua yang berusaha menjadi “teman” bagi anak-anaknya kian marak. Di media sosial, kita sering melihat tagar #parentasfriends atau konten yang menunjukkan keakraban orang tua dan anak yang luar biasa. Tentu, keakraban itu penting. Anak yang dekat dengan orang tua akan merasa lebih aman dan cenderung mau berbagi. Namun, masalah muncul ketika batas antara “orang tua” dan “teman” menjadi kabur.

Ketika orang tua hanya berperan sebagai teman, mereka cenderung menghindari konfrontasi, tidak menetapkan batasan yang jelas, atau bahkan mengabaikan disiplin. Mereka mungkin takut jika memarahi atau menegur, anak akan menjauhi mereka. Padahal, anak-anak, terutama remaja, justru membutuhkan struktur dan batasan. Sebuah studi dari University of California, Berkeley, pada tahun 2017 menunjukkan bahwa remaja yang memiliki orang tua otoritatif (yang memberikan batasan sekaligus dukungan emosional) cenderung memiliki performa akademik dan kesehatan mental yang lebih baik dibandingkan remaja dengan orang tua yang terlalu permisif atau terlalu otoriter. Data ini menegaskan bahwa menjadi “teman” tanpa disertai fungsi membimbing justru bisa merugikan.

Mengapa Bimbingan Lebih Penting dari Sekadar Pertemanan?

Bimbingan dari orang tua adalah kompas yang mengarahkan anak di tengah lautan informasi dan pilihan yang membingungkan. Anak-anak belum memiliki pengalaman hidup yang cukup untuk membuat keputusan besar, memahami konsekuensi, atau menghadapi tantangan kompleks. Di sinilah peran orang tua sebagai pembimbing menjadi vital.

Sebagai pembimbing, orang tua adalah figur otoritas yang bijaksana, bukan diktator. Mereka menetapkan aturan bukan untuk membatasi, tetapi untuk melindungi. Mereka memberikan nasihat bukan untuk menggurui, tetapi untuk memberdayakan. Proses bimbingan ini mencakup banyak aspek:

Membangun Karakter dan Nilai Moral

Orang tua adalah teladan pertama dan utama bagi anak. Melalui bimbingan, orang tua mengajarkan nilai-nilai penting seperti integritas, empati, tanggung jawab, dan ketekunan. Bukan hanya dengan ceramah, tetapi dengan menunjukkan langsung melalui tindakan sehari-hari. Misalnya, ketika Anda mengajari anak untuk meminta maaf setelah melakukan kesalahan, Anda sedang membimbing mereka tentang pentingnya tanggung jawab dan kerendahan hati. Sebuah laporan dari Child Trends pada tahun 2020 menyatakan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan nilai-nilai moral yang kuat cenderung menunjukkan perilaku prososial yang lebih tinggi dan terlibat dalam kenakalan remaja yang lebih rendah. Ini adalah hasil dari bimbingan yang konsisten.

Mengembangkan Keterampilan Hidup

Dari hal-hal sederhana seperti merapikan kamar, mengelola uang saku, hingga menghadapi tekanan pertemanan, anak-anak membutuhkan bimbingan. Orang tua membantu mereka mengembangkan keterampilan dasar untuk mandiri dan sukses di kemudian hari. Bayangkan jika seorang anak tidak pernah diajari cara mengelola konflik karena orang tuanya selalu menghindari topik sulit agar tetap “akrab”. Ketika ia dewasa, ia akan kesulitan menghadapi masalah dalam hubungan atau pekerjaan. Peran membimbing ini juga mencakup mengajarkan literasi digital, bagaimana menyaring informasi, dan berinteraksi secara aman di dunia maya, yang sangat penting di era sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *